Minggu, 23 Juni 2013

Manajemen Operasi (Magister Manajemen)



BAB I
PENDAHULUAN

Tata letak pabrik merupakan suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan produksi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup atau keberhasilan suatu perusahaan. 
Peralatan produksi yang canggih dan mahal harganya akan tidak berarti apa-apa akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normal harus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dengan tata letak yang tidak berubah-rubah, maka kekeliruan yang dibuat dalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian yang tidak kecil. Bila ditinjau secara umum, tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan nyaman sehingga akan dapat meningkatkan moral kerja yang baik dari operator.
Adapun pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan manfaat dalam system produksi, antara lain menaikkan output produksi ,mengurangi waktu tunggu ,mengurangi proses pemindahan bahan ,penghematan penggunaan area (produksi, gudang, service, dsb) ,peningkatan pendaya gunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi ,mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran ,memperbaiki moral dan kepuasaan kerja, dan lain-lain. Yang pada dasarnya kesemuanya itu akan bias meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi biaya operasi, dapat diperoleh harga produk yang rendah, sehinga mampu bersaing di pasar bebas.
Selain pengaturan tata letak yang baik, dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik teerdapat beberapa pinsip yang harus dipegang. Dalam pelaksanaannya prinsip-prinsip yang biasa dipakai antara lain Integrasi secara menyeluruh semua faktor yang mempebgaruhi faktor produksi, jarak perpindahan bahan diusahakan seminimal mungkin, aliran kerja berlangsung secara normal, semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien, kepuasan kerja dan rasa aman bagi pekerja dijaga sebaik-baiknya, pengaturan tata letak harus fleksibel. Kesemua aspek dalam proses pelaksanaan tata letak pabrik perlu dipertimbangkan dan dikombinasikan sempurna. Baik secara pengaturan maupun dari aspek prinsip dalam tata letak pabrik. Tata letak yang baik inilah yang mejadi salah satu faktor penentu sebuah perusahaan akan maju dan berkembang.


BAB II
PENERAPAN MANAJEMEN STRATEGI TATA LETAK

II.1 KEPENTINGAN STRATEGIS KEPUTUSAN

Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respons cepat. Sebagai contoh, Benetton, mendukung sebuah strategi dferensiasi dengan menanamkan investasi dalam tata letak gudang yang menghasilkan sistem pengiriman dan penyortiran yang cepat dan akurat pada 5.000 toko yang dimilikinya. Tara letak pada toko Wal-Mart mendukung strategi biaya rendah yang dilakukan pada teknik pergudangan dan taia letak. Tata letak kantor Hallman di mana banyak profesional yang bekerja dalam Sel kerja, mendukung strategi pengembangan secara cepat kartu ucapan selamat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Perusahaan - perusahaan ini telah melakukannya.
Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat mencapai:
1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebar akan perlu diubah).
Semakin lama, desain tata letak perlu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini antara lain mempertimbangkan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan, dan fleksibel. Rak panjangan di toko harus dapat dipindahkan, meja kantor dan partisi yang modular, dan rak di gudang serta di pabrik (tinggal pasang). Agar dapat mengatasi perubahan model produk secara cepat a dan masih dalam tingkat produksi yang memadai, manajer operasi harus memberikan fleksibilitas dalam desain tata tetak. Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manajer menempatkan pekerja mereka secara bersilang, merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan Sel kerja secara berdekatan, dan menggunakan peralatan yang kecil dan mudah dipindahkan. Dalam beberapa hal, peralatan yang menggunakan roda sangat tepat digunakan untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi pada produk, proses, atau volume produksi.

II.2 TIPE – TIPE TATA LETAK 

Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan kancor) atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau department store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di dalam dan antar wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah dikembangkan. Di antara pendekatan tersebut, ada enam pendekatan tata letak:
1. Tata letak dengan posisi tetap
memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.

2. Tata letak yang berorientasi pada proses
berhubungan dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai “job shop”, atau produksi terputus).

3. Tata letak kantor
menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.

4. Tata letak ritel
menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.

5. Tata letak gudang
melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan.

6. Tata letak yang berorientasi pada produk
mencari utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalasn produksi yang kontinu atau berulang.

Oleh karena hanya beberapa dan keenam golongan mi yang dapat dimodelkan secara matematis, tata letak dan desain dan fasilitas fisik masih merupakan sebuah seni. Walaupun demikian, telah diketahui bahwa sebuah. tata letak yang balk perlu menetapkan beberapa hal berikut:

1. Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang akan digunakan, meliputi ban berjalan, cranes, (automated storage and retrieval system—ASRS), juga kereta oromatis untuk mengirim dan rnenyimpan bahan.
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan ruangan hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan peralatan diketahui. PAda kasus pekerjaan kantor, manager operasi harus membuat perkiraan persyaratan ruang untuk setiap karyawan. Persyaratan ini dapat berupa ruangan persegi empat berukuran 6 x 6 kaki di tambah dengan kelonggaran untuk gang, toilet, kantin, tangga, lift, dan sebagainya, atau dapat juga berupa kantor – kantor yang luas untuk para ekslusif dan ruang rapat. Manajemen juga harus mempertimbangkan kelonggaran yang diisyaratkan sebagai keamanan yang mengatasi masalah kebisingan, debu, asap, suhu, dan riuang di sekitar peralatan dan mesin.
3. Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tataletak sering membutuhkan keputusan mengenai jendela, tanaman dan tinggi partisi untuk menfasilitasi aliran udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi dan sebagainya.
4. Aliran informasi. Komunikasi sangat penting bagi setiap perisaha.dan harus dapat difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin membutuhkan keputusan tentang jarak, juga keputusan akankah dibuat kantor pada ruangan terbuka menggunakan pembatas setengah badan atau kantor yang memberi keleluasaan pribadi.
5. Biaya perpindahan antar-wilayah kerja yang berbeda. Terdapat banyak pertimbangan untuk yang erkaitan dengan pemindahan bahan atau kepentingan eberapa wilayah tertentu untuk didekatkan satu sama lain. Sebagai contoh, memindahkan leburan baja akan lebih sulit dibandingkan dengan memindahkan baja dalam keadaan dingin.

II.3 TATA LETAK DENGAN POSISI TETAP

Dalam tata letak dengan posisi tetap (fired-position layout), proyek temp berada dalam satu tempat sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi. Teknik untuk mengatasi tata letak denganposisi tetap tidak dikembangkan dengan baik. kerumitannya bertambah karena adanya tiga faktor. Faktor yang pertama adalah, terdapat tempa yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua, setiap tahapan yang berbeda pada prose konstruksi, membutuhkan bahan yang berbeda; oleh karena itu, banyak hal menjadi pentit sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang dibutuhkari dinamis Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk galangan kapal berubah sejalan den perkembangan proyek.
Industri yang berbeda menangani masalah mi dengan cara yang berbeda. Industri konstru biasanya memiliki “rapat antar-pedagang” untuk menentukan tempat pada periode waktu yang berbeda. Sebagaimana yang telah dapat diperkirakan, rapat mi sering menghasilkan solusi yang kurang optimal, karena diskusi yang terjadi mungkin lebib bersifat politis dan bukan analitis Walaupun demikian, kapal-kapal besar memiliki wilayah bongkar muat yang disebut sebagai “platen” yang terletak di sisi kapal, yang proses pemuatannya dijadwalkan oleh departemen penjadwalan.
Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap mi sulit dipecahkan pada lokasi, strategi alternatif yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat mungkin di luar lokasi. Pendekatan ini digunakan pada industri pembangunan kapal di saat unit standar contoh kotak pemegang pipa dirakit pada lini perakitan terdekat (fasilitas yang berorientasi pada produk) sebagai sebuah usaha untuk menambahkan efisiensi pada pembangunan kapal. Ingall Ship Building Corporation telah beralih menuju produksi yang berorientasi pada produk di saat bagian-bagian dan sebuah kapal (modul) serupa, atau saat perusahaan itu mendapatkan kontrak untuk membangun bagian yang sama bagi beberapa kapal yang serupa. Sama halnya perusahaan pembuat kapal laip juga sedang mencoba teknologi kelompok untuk mengelompokkan komponen. Banyak pembangun rumah sekarang beralih dan strategi tata letak yang tetap menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk. Sekitar sepertiga rumah baru di Amenika Serikat sekarang dibangun dengan cara ini.

II.4 TATA LETAK YANG BERORENTASI PADA PROSES

Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tiadisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak mi paling efisien di saat pembuatan produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien, atau Klien dengan kebutuhan yang berbeda tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variabel tinggi. Pada lingkungan job shop seperti ini, setiap produk atau setiap produk da1ani kelompok kecil melalui urutan operasi yang berbeda. Sebuah produk atau pesanan yang sedikit diproduksi dengan memindahkannya dan satu departemen ke departemen lainnya ,dalam urutan yang diperlukan bagi produk tersebut, Contoh yang baik bagi tata letak yang berorientasi pada proses adalah rumah sakit atau klinik. Gambar dibawah ini menggambarkan proses untuk dua pasien, A dan B, pada sebuah klinik gawat darurat di Chicago. Seorang yang masuk, masirg-masing dengan kebutuhan yang berbeda,membutuhkan rute yang berbeda pendaftaran, laboratorium, kamar operasi, ,radio1ogi, apotik, ruang perawatan, dan lain sebagainya. Peralatan, keahlian, dan pengawasan diatur di sekitar proses ini.
Satu kelebihan utama dan tata letak ml adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika tenjadi kerusakan pada satu mesin, proses produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lain dalam departemen yang sama. Tata letak yang berorientasi pada proses juga sangat baik untuk menangani produksi komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada proses terletak pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam sistem karena adanya penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya ketidakseimbangan proses produksi. Tenaga kerja terampil yang dibutuhkan juga méningkai pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan, dan jumlah barang setengah jadi yang tinggi membutuhkan modal yang lebih banyak.
Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, taktik yang paling lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah untuk meminimalkan biaya penanganan bahan. Dengan kata lain, departemen yang memiliki aliran komponen atau orang yang banyak di antara mereka harus didekatkan satu sama lain. Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan bergantung kepada (1) jumlah muatan (atau orang) yang harus dipindahkan di antara dua departemen selama beberapa waktu dan (2) biaya memindahkan muatan orang ( atau orang ) yang terkaitan dengan jarak antar departemen. Biaya diasumsikan sebagai sebuah fungsi jarak antar-departemen. Tujuan fungsi ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

Xij = jumlah beban yang dipindahkan dan departemen i ke departemen j

Cij = biaya urituk memindahkan beban antara departemen i dan departemen j

Fasilitas yang berorientasi pada proses (dan juga tata letak dengan posisi tetap) mencoba untuk meminimalkan beban atau perjalanan, dikalikan dengan biaya yang berkaitan dengan jarak. Istilah C, memadukan antara jarak dan biaya lain menjadi satu faktor. Di sini diasumsikan tidak hanya kesulitan .pemindahan yang .sama, tetapi juga biaya penjemputan dan pengiriman yang konstan. Walaupun.mereka tidak selalu konstan, untuk menyederhanakan, data-data yang ada diringkas (yaitu, jarak, kesulitan, serta biaya penjemputan dan pengiriman) dalam satu variabel, yakni biaya. Cara yang paling baik untuk memahami langkah-langkah yang terkait dalam mendesain sebuah tata letak proses adàlah dengan melihat sebuah contoh.

Manajemen Perusahaan Walters ingin mengatur enam departemen dalam pabriknya sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya penanganan bahan antar-departemen. Mereka membuat asumsi awal (untuk menyederhanakan masalah) bahwa setiap departemen berukuran 20 x 20 kaki dan panjang serta lebar gedung adalah 60 kaki dan 40 kaki. Prosedur tata letak proses mengikuti langkah-langkah berikut

Langkah 1: Membuat matriks “dari-ke” menunjukkan aliran barang atau bahan dan departemen ke departemen lain.

Langkah 2: Menentukan kebutuhan luas ruang setiap departemen. 

Langkah 3: Membangun sebuah diagram skematis awal yang menunjukkan urutan departemen yang harus dilalui oleh komponen. Cobalah untuk meletakkan departemen dengan aliran bahan atau komponen yang berat berdekatan satu sama lain. 

Langkah 4: Tentukan biaya tata letak mi dengan menggunakan persamaan biaya penanganan bahan berikut :

Untuk masalah mi, Perusahaan Walter mengasumsikan bahwa sebuahforklift dapat membawa semua beban antar departemen. Biaya untuk memindahkan satu beban di antara departemen yang bersebelahan diperkirakan sebesar $1. Memindahkan beban antar departemen yang tidak saling bersebelahan mengeluarkan biaya $2. Dengan melihat pada Gambar 9.2, dapat dilihat bahwa biaya penanganan bahan antara departemen I dan 2 adalah $50 ($1 x 50 beban), $200 antara departemen 1 dan 3 ($2 x 100 beban), $ 40.
antara departemen 1 dan 6 ($2 x 20 beban), dan seterusnya. Ruangan-ruangan yang terletak diagonal, seperti departemen 2 dan 4, diperlakukan sebagai bersebelahan. Biaya total untuk tata letak yang ditunjukkan dalam Gambar 9.4 adalah:

Langkah 5: Dengan coba-coba (trial and error) (atau dengn pendekatan program komputer yang canggih yang dibahas selanjutnya), cobalah untuk memperbaiki tata letak yang digambarkan dalam Gambar 9.3 untuk menetapkan pengaturan departemen yang cukup baik.

Dengan melihat pada aliran grafik dan perhirungan biaya, dapat dilihat bahwa menempatkan departemen 1 dan 3 lebih dekat terlihat lebih disukai. Mereka tidak bersebelahan, dan aliran volume yang tinggi menyebabkan adanya pengeluaran penanganan yang besar. Dengan melihat kembali situasi, harus diuji efek dan pemindahan departemen yang mungkin malah meningkatkan (dan bukan menurunkan) biaya keseluruhan.Satu kemungkinan yang ada adalah menukar departemen 1 dan 2. Pertukaran menenyebabkan grafik aliran antar-departemen yang kedua, yang menunjukkan pengurangan biaya hingga $480, dan penghematan penanganan bahan $90.

Tentu saja, pertukaran ini hanyalah satu dan sekian banyak kemungkinan perubahan ada. Untuk permasalahan enam departemen, terdapat 720 (atau 6! = 6 X 5 X 4 X 3 X 2 X 1 susunan yang mungkin! Dalam masalah tata letak, solusi optimal sangat jarang ditemukan dan harus puas dengan satu solusi yang “layak” yang dicapai setelah beberapa kali percobaan Anggap saja Perusahaan Walters cukup puas dengan gambaran biaya sebesar $480 dan grafik aliran pada Gambar 9.5. Permasalahan mi mungkin belum sepenuhnya selesai. Terkadang terdapat langkah keenam yang dibutuhkan:

Langkah 6: Menyiapkan rencana detail untuk mengatur departemen agar sesuai dengan bentuk bangunan dan wilayah yang tidak dapat dipindahkan (seperti.a pemuatan, toilet dan tangga). Sering kali langkah mi meliputi proses untuk memastikan bahwa rencana akhir dapat dipenuhi oleh sistem listrik, beban lantai, estetika, dan faktor lainnya.

II.5 SOFTWARE KOMPUTER UNTUK TATA LETAK YANG BERORIENTASI PADA PROSES

Pendekatan grafis dalam Contoh 1 memadai untuk masalah yang sederhana. Walaupun demikian, pendelcatan grafis mi tidak mencukupi untuk masalah yang Iebih besar. Jika terdapat 20 departemen yang terlibat dalam sebuah masalah tata letak, lebih dari 600 triliun konfigurasi departemen yang mungkin. Untungnya program komputer telah dibuat ‘jintuk menangani tata letak hingga 40 departemen. Program yang paling terkenal adalah CRAFT (Computerized Relatife Allocation of Facilities Technique), sebuah program yang menghasilkan solusi “baik” tetapi tidak selalu “optimal”. CRAFT merupakan teknik pencarian yang secara sistematis menguji alternatif pengaturan departemen untuk mengurangi biaya “penanganan” total .CRAFT memiliki keunggulan tambahan dengan menguji tidak hanya beban dan jarak tetapi juga faktor ketiga, yaitu tingkat kesulitan.
Paket tata letak proses lain yang terkenal adalah the Automated Layout Design Program (ALDEP), Computerized Relationship Layout Planning (CORELAP), dan Factory Flow.Factory flow digunakan untuk mengoptimalkan tata letak berdasarkan jarak aliran bahan, frekuensi, dan biaya. Factory Flow menggunakan gambar tata letak Auto CAD dan sebuah pabrik yang berorientasi pada proses; data routing komponen; dan biaya, waktu, dan kecepatan sistern penanganan bahan. Pada analisis suatu pabrik perakiran console, Factory Flow berhasil mengurangi biaya penanganan bahan dan $900.000 menjädi $800.000 dan mengurangi panjang ban berjalan dan 3.600 kaki menjadi hanya 700 kaki.

II.6 SEL KERJA

Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan pengath khusus mesin dan pera1atan. Dalam lingkungan manufaktur, teknologi kelompok mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama dan rnemungkinkan tidak hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari produk yang sama) tetapi juga sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerja tertentu. SeI kerja dapat dilihat sebagai sebuah kasus khusus dan tata letak yang berorientasi pada proses. Walaupun ide sel kerja pertama kali diperkenalkan oleh R. E. Flanders pada tahun 1925, hanya dengan meningkatnya penggunaan teknologi kelompok maka teknik tersebut semakit teruji.
Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat. memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh karena itu, seT kerja, dibangun c’ sekitar produk. Sebagai contoh, Motoro1 membentuk sel kerja untuk membangun dan menguji sistem pengendali mesin penguji untuk traktor John Deere. Sel kerja mi dikonfigurasi ulang sewaktu desain atau volume produk berubah. Keunggulan Sel kerja adalah:
1. Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena Sel kerja di-set untuk menghasilkan keseimbangan aliran dan mesin ke mesin.

2. Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit kanena berkurangnya persediaan bahan setengah jadi yang diperlukan di antara mesin.

3. Mengurangipersediaan bahan baku dan barangjadi karena adanya bahan setengah jadi yang lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang lebih cepat melalui sd kerja.

4. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi antarkaryawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik.

5. Mcningkatkan partisipasi kaiyawan dalam organisasi dan produk karena karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk yang dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka.

6. Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat.

7. Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan perkakas.

Persyaratan produksi selular meliputi:

1. Identifikasi ke1iarga produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi kelornpok atau yang sejenisnya.

2. Tingkat pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang ninggi.

3. Se! kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang fleksibel dan

imajinatif.

4. Pengujian (poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel.

Tata Letak:

a.) Tata letal saat ini-para pekerja berada dalam wilayah keci yang tertutup. Tidak dapat meningkatkan output tanpa adanya pekerja ketiga.

b.) Tata letal yang telah diperbaiki-pekerja dapat saling membantu. Mungkin dapat ditambahkan pekerja ketiga.

c) Tatat letal saat ini-berupa garis lurus yang membuat proses penyeimbangan tugas menjadi sulit karena para pekerja tidak dapat membagi tugas secara merata.

d.) Tata letal yang telah diperbaiki-dengan bentuk U, para pekerja memiliki akses yang lebih baik. Empat pekerja dikurangi menjadi tiga.

Sel kerja pada lini perakitan terkadang diatur dalam sebuah bentuk U. Fasilitas yang berbentuk huruf U seperti yang diperlihatkan dalam Gambar memiliki paling tidak lima keuntungan dibandingkan dengan fasilitas berbentuk garis lurus: 

(1) karena tugas- tugas dapat dikelompokan maka pengujian dapat dilakukan 

segera; 

(2) pekerja yang diperlukan lebih sedikit; 

(3) para pekerja dapat menjangkau wilayah kerja secara lebih luas; 

(4) wilayah kerja dapat diseimbangkan secara Iebih efisien; dan 

(5) komunikasi ditingkatkan.

Sekitar 40% dan pabrik di Amerika Serikat yang memiliki karyawan kurang dan 100 orang menggunakan jenis sistem selular, di mana 74% dan pabrik-pabrik besar yang disurvei telah mengadopsi metode produksi selular. Sebagai contoh, Bayside Controls di Queens, New York. Selama sepuluh tahun terakhir telah meningkatkan penjualannya dan $300.000 menjadi $11 juta per tahun. Sebagian besar keuntungan ini dikaitkan dengan peralihan perusahaan ini menjadi manufaktur selular. Sebagaimana yang terlihat dalam kotak Penerapan MO, Rowe Furnitur td memperoleh kesuksesan yang senupa dengan sel kerja.

III. PUSAT KERJA YANG TERFOKUS DAN PABRIK YANG TERFOKUS

Jika sebuah perusahaan telah mengidentifikasi sebuah keluarga atau sejumlah produk yang serupa yang memiliki permintaan yang besar dan stabil, perusahaan mi dapat mengatur sebuah pusat kerja yang terfokus. Sebuah pusat kerja yang terfokus (focused work center) mengalihkan produksi dan yang memiliki tujuan umurn, yang merupakan fasilitas yang berorientasi pada proses menjadi sebuah sel kerja yang besar yang menjadi bagian dan pabrik yang ada sekarang. Jika pusat kerja yang terfokus berada dalam fasilitas yang terpisah, hal ini sering disebut sebagai pabrik yang terfokus (focused factory). Sebuah restoran cepat saji merupakan pabrik yang terfokus--kebanyakan restoran jenis ini dapat dikonfigurasi ulang untuk menyesuaikan diri pada bauran produk dan volume secara mudah. Sebagai contoh, Burger King, melakukan perubahan pada jumlah karyawan dan penugasan mereka, dan bukan memindahkan peralatan dan mesin. Dengan cana seperti ini perusahaan menyeimbangkan lini perakitan untuk memenuhi permintaan produksi yang berubah. Sebagai akibatnya, tata letak berubah berkali-kali dalam setiap hari.




BAB III
PENUTUP

1. SIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan:
a. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respons cepat.
b. Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat mencapai:
1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebar akan perlu diubah).
c. Ada enam pendekatan tata letak:

1. Tata letak dengan posisi tetap
memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
2. Tata letak yang berorientasi pada proses
berhubungan dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai “job shop”, atau produksi terputus).
3. Tata letak kantor
menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.
4. Tata letak ritel
menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.
5. Tata letak gudang
melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk
mencari utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalasn produksi yang 
kontinu atau berulang.

e. Persyaratan produksi selular meliputi:
1. Identifikasi ke1iarga produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi kelornpok atau yang sejenisnya.
2. Tingkat pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang ninggi.
3. Se! kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang fleksibel dan
imajinatif.
4. Pengujian (poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel.

f. Sebuah pusat kerja yang terfokus (focused work center) mengalihkan produksi 
dan yang memiliki tujuan umurn, yang merupakan fasilitas yang berorientasi pada 
proses menjadi sebuah sel kerja yang besar yang menjadi bagian dan pabrik yang 
ada sekarang.